Hal
yang Dibenci Bung Karno Terhadap Pemuda Tahun 60 an
Proklamator
sekaligus Presiden pertama kita, Ir. Soekarno merupakan sosok kharismatik yang
berpembawaan teguh. Dan ia juga sangat mengerti dunia anak muda.
Gaya anak gaul di Indonesia
berubah-ubah. Masa kini adalah gaya
anak gaul yang terkenal dengan sebutan “alay”. Nah, pada era Bung Karno
berkuasa yaitu tahun 1960an, adalah era anak gaul flowers generations. Presiden
Soekarno membenci anak gaul kala itu. Dan itu bukannya tanpa alasan.
Saat masa Demokrasi Terpimpin, Soekarno menentang semua hal-hal yang
berbau Barat, sebab barat dianggap imperialias dan kolonialis. Karenanya Bung
Karno tak menyukai gaya
anak muda yang kebarat-baratam. Soekarno ingin pemuda Indonesia
berkarakter kuat dan mempunyai jiwa revolusioner yang tinggi. “Beri aku sepuluh
pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan aku akan mengguncang dunia,”
katanya waktu itu.
Berikut ini
hal-hal yang tak disukai Soekarno dari para anak gaul tahun 1960an.
1. Musik ngak ngik ngok
Tahun 1960an
demam The Beatles mewabah di seluruh dunia. Indonesia juga tak luput. Tapi buat
Soekarno, The Beatles dianggap hanya meninabobokan pemuda Indonesia lewat syair-syair lagunya yang
dianggap hanya berisi cinta dan gaya
hidup hippies. “Musik ngak ngik ngok”, katanya.
Maka ia
bertindak keras. Jika ada artis ketahuan memainkan musik ngak ngik ngok akan
diminta turun panggung. Piringan hitam lagu-lagu Barat sulit masuk Indonesia. Saat
itu orang-orang komunis juga ikut membakar piringan hitam The Beatles. Ketahuan
memainkan lagu Beatles, diancam dengan pasal subversif. Maka banyak pemain band
lokal yang sempat ditahan. Koes bersaudara salah satunya. Yang menjadi latar
belakang ini adalah hal politis, saat itu Indonesia
sedang berseteru dengan Inggris yang membentuk negara federasi Malaysia. Tentu
saja Soekarno benci pada The Beatles yang berasal dari Liverpol, Inggris.
2. Celana ketat
Masih
berhubungan dengan The Beatles. Kala itu bukan hanya lagu The Beatles yang
mewabah ke seluruh dunia tapi cara mereka berpenampilan termasuk celana ketat
dan sepatu hak tinggi. Presiden Soekarno tidak suka hal-hal yang kebaratan
begitu. Baginya di Indonesia tidak ada tempat untuk hal berbau barat. Maka ia
memerintahkan polisi untuk merazia anak muda (gaul) yang mengenakan celana
ketat. Caranya mudah saja. para polisi membawa botol kecap, jika ternyata botol
itu tidak bisa masuk ke dalam celana, maka celana dianggap celana ketat dan
celana tersebut digunting sampai paha tanpa ampun. Masyarakat yang melihat akan
tertawa-tawa melihat pemandangan lucu itu.
3. Rok mini
Walau dikenal
menyukaiwanita cantik, tapi Bung Karno tidak suka wanita yang mengenakan rok
mini di tempat umum. Sejak dulu Soekarno lebih menyukai wanita yang berpakaian
sopan untuk pasangannya. Hal ini pernah diakuinya pada Fatmawati saat akan
menikah. “Kukatakan padanya, aku menyukai perempuan dengan keasliannya, bukan
wanita yang pakai rok pendek, baju ketat dan gincu bibir yang menyilaukan,”
kata Soekarno.
Tapi walau tidak
suka rok mini, Soekarno tidak pernah memerintahkan polisi menggunting rok
wanita seperti jika seorang remaja pria mengenakan celana pendek.
4. Film Amerika
Dia pernah
menonton film berjudul Broken Arrows. Film itu menceritakan kisah percintaan
antara perwira kavaleri Amerika dengan seorang gadis Indian. Akhir film ini
tragis. Maka saat bertemu Eric Johnson, pemimpin perusahaan United Artist yang
membuat Film itu, Soekarno mempertanyakan kisah tragis dalam film Broken
Arrows.
“Kenapa gadis
Indian itu harus mati di akhir cerita? Kenapa mereka tidak dijadikan sepasang
merpati yang berbahagia? Apakah anda tidak mengira bahwa kami tersinggung oleh
kelicikan di layar putih yang terlalu jelas itu. Perbedaan warna kulit yang
anda anut membangkitkan perasaan jijik orang Asia!
Sampai-sampai anda memperlihatkan kerendahan dari bangsa kulit berwarna,”
kecamnya.
Jawaban Johnson
menyakiti hati Soekarno.
“Bisnis film
adalah bisnis untuk mencari uang. Orang-orang yang berasal dari bagian Selatan
akan memboikot film ini bila orang kulit putih dan gadis kulit coklat akhirnya
hidup bahagia,” kata Johnson.
Maka Soekarno
tahu bahkan dalam film pun ada propaganda Amerika Serikat soal perbedaan ras.
Oleh karena itu ia melarang anak-anak muda Indonesia menonton film barat
karena dianggap dapat merusak moral
5. Rambut berponi
Presiden
Soekarno ingin penampilan pemuda Indonesia harus mencerminkan adat
ketimuran. Dia kesal melihat anak-anak muda yang bergaya rambul ala The
Beatles. Jika melihat pemuda mengikuti potongan rambut ala The Beatles, maka
Soekarno memerintahkan untuk digunting di tempat umum. Lagi-lagi polisi yang
kebagian melakukan razia. Sialnya, polisi akan menggunting rambut para pemuda
asal-asalan. Jika ada pemuda yang kena razia, maka masyarakat akan ramai-ramai
bersorak dan menertawakan sang korban.
No comments:
Post a Comment
Nama : Vian Yulianto
kota tinggal : Yogyakarta
bersekolah : Univ. Terbuka jurusan Komunikasi